Mau dibawa kemana, negara kita?

Tadinya gw ga pengen posting apapun. Lagi gak mood juga. Hari ini gw sama sekali gak posting apapun di empat akun instagram gw, jualan juga nggak.

Tapi baca tulisan ini: https://seword.com/politik/ahok-dipenjara-pulang-indonesia/, gw jadi tergelitik, soalnya kok sama persis dengan pikiran gw ya? Hehehe.. Hari ini ramai sekali di feed social media gw. Ada yang bilang ini taktik pak dhe. Ada yang bilang abis ini keluar penjara jadi presiden. Bahkan ada yang menghibur dengan posting foto Nelson Mandela yang bilang “In my country we go to prison first and then become President”. Ada yang menghibur dengan ayat Alkitab.

Tapi hari ini gw sedang lelah. Lelah karena kasus ini seharusnya dari awal tidak perlu masuk persidangan. Lelah melihat demo berjilid-jilid yang menghabiskan entah dana berapa (dan selalu membuat gw bertanya-tanya, mereka ini pekerjaannya apa? Kok bisa demo melulu di hari kerja?). Lelah melihat komen-komen di detik.com dari kaum bumi datar yang penuh kebencian. Padahal gw gak kepengen baca beritanya, tapi kok gatel pengen baca komen2nya hahahha..

Gw gak sedih-sedih amat sebenernya. Gw tau beberapa temen gw sedih sampe nangis-nangis.. Gw biasa aja, gw yakin Pak Ahok pun sewaktu masuk politik sudah siap hal-hal seperti ini mungkin terjadi. Bahkan dia sendiri pernah menyatakan tidak takut mati. But I feel terribly sorry for his wife and his children. Apa rasanya malam ini bagi istri dan anak-anaknya karena papanya tidak pulang ke rumah malam ini. Papanya yang selalu mereka sayang dan banggakan tidur di rutan malam ini.

Itu sebabnya dari dulu gw selalu berkata sama misua. Yang orangnya juga lurus dan bijaksana. Gw selalu berkata: “Jika nanti kamu jadi orang sukses, aku gak mau kamu terjun ke politik. Jangan pernah!” Karena gw ga akan pernah siap menjadi seorang Ibu Vero. Yang suaminya bangun pagi pergi kerja keras mendengar keluhan rakyat di Balai Kota, lalu rakyat pula lah yang mendemo mencacimaki dan mendoakan suaminya cepat mati. Gw ga akan siap juga lihat suami gw masuk penjara pakai baju tahanan, yang ada gw mewek-mewek di rutan gamau pulang mendekap jeruji besi.

I feel sorry for his children. Anak-anaknya terutama yang masih kecil, pasti akan bertanya, kenapa papanya masuk penjara. “Bukankah penjara itu tempatnya penjahat, kriminal dan koruptor? Kejahatan apa yang papa lakukan?” Kalau Sean, saya rasa pasti sudah paham kenapa papanya masuk penjara.

Tadi aja waktu gw nonton berita, si sulung nanya: “itu kenapa Mah? Ahok dipenjara ya? Kenapa dia dipenjara?” Gw bingung aslik beneran mau jawab apa. Doski tetep keukeuh nanya mulu “Kenapa Ahok dipenjara Mah? Kenapa?” Gw uda mau mengelak namun kemudian anak ini menjawab sendiri (entah tau dari mana?): “Karena sebut-sebut agama ya Mah?” “Iya nyo” – sambil berharap doi ga nanya lebih detil lagi. Karena sulit menjelaskan hal yang satu ini.

Gw tidak 100% bilang Ahok tidak salah dalam hal ini. Mungkin saudara-saudara kita yang Muslim memang tersinggung karena ucapannya. Namun 2 tahun penjara? Ini bahkan lebih berat daripada tuntutan jaksa. Gw menyayangkan kenapa hakim memberi putusan sangat berat, tidakkah kerja kerasnya dan hasilnya dinikmati nyata oleh warga Jakarta? Kenapa nila setitik menghapuskan semua kebaikan yang pernah diperbuat?

Ahok rasanya pengen gw kasi title Man of the Year, karena nama beliau paling banyak dan sering mendominasi berita selama setahun belakangan ini. Banyak yang mencaci maki, tapi begitu banyak yang memuja. Begitu banyak yang benci, tapi begitu banyak yang cinta. Lihatlah taman Balai Kota, penuh dengan bunga, balon, bahkan kaktus. Gw gak kirim sih, cuma kirim doa saja. Doa saya pak, semoga setelah segala keruwetan ini berakhir, Bapak sama keluarga hidup tenang di luar negeri saja. Mungkin di Kanada atau Jerman, disana pasti ada pekerjaan dimana Bapak dihargai. Hidup tenang dan bahagia sama anak istri. Di Indonesia, tidak ada tempat untuk kaum double minoritas apalagi yang lurus bersih tegas seperti Bapak.

Gw juga mau kerja kerja kerja, nabung buat skolahin anak di luar negeri. Sukur-sukur kalo dapet beasiswa yaa mamak bapaknya lebih ngirit hehehe. Terserah mau dicap gak nasionalis. Sebagai kaum double minoritas juga, gw ingin anak gw punya pilihan. Untuk hidup dihargai di luar negeri tanpa dipandang ras dan agamanya apa (dulu gw perna bertanya-tanya kenapa KTP indonesia ada kolom agamanya, gw rasa id card luar negeri kebanyakan tidak ada karena mereka menganggap agama adalah privacy tiap individu). Untuk hidup tenang tanpa diskriminasi dan ketakutan karena demo-demo.

Gw cinta Indonesia terutama Semarang, gw lahir dan besar disini, punya pekerjaan yang gw sukai dan komunitas disini. Meski gw pernah tinggal 4 tahun di Sydney, tapi gw memutuskan pulang dan membuang Permanent Resident gw. Namun kejadian ini membuat gw berpikir ulang, gw harus memberikan kesempatan yang sama untuk anak gw kelak. Seandainya mereka ingin terus tinggal di luar negeri, gw akan mendukung *mulai ambil tissue*, mungkin itu suatu keputusan yang baik untuk mereka. Karena hari ini gw gatau, mau dibawa kemana negara ini?

PS: Semoga Pak Ahok selalu sehat dan baik-baik saja, tetap menjadi terang dan garam dimanapun berada 🙂 Trully phenomenal and inspiring man!

PS lagi: Semoga suatu hari nanti, entah di jaman gw atao anak gw ato cucu gw ato…. , suatu hari nanti Indonesia menjadi negara maju, dimana setiap penduduknya tanpa dipandang ras dan agamanya, mempunyai kesempatan yang sama duduk di dunia politik, bebas berkarya memajukan bangsa tanpa embel-embel kafir. Sampai saat itu tiba, mari kita duduk dan berdoa..

26 pemikiran pada “Mau dibawa kemana, negara kita?

  1. Iya Teph, habis baca ini gue semalam mimpi ngumpet di kamar mandi waktu tahun 98. Kadang gue memang masih suka mimpi begitu (saking takutnya dulu kali yahk) tp semalam betulan mimpinya dtg lg.
    Memang sedih banget liat keluarganya Pak Ahok. Gue ngeliatnya memang dia kalo ngomong nggak diayak, mungkin saudara2 yg Muslim tersinggung. Tp hukum nggak adil, bibib imut2 yang suka menistakan agama lain juga koq bebas banget. Bisa ngomporin demo lagi. Haduuuhh.
    Baru tahu lho kamu pernah PR Australia terus pindah balik… kakak gue di Melb tadinya mau pulang, ya skrg mikir2 lagi dia…

    • iya gw PR Aust sejak thn 99 karena PR business sekeluarga, tapi kami tetap tinggal di Indo. Baru thn 2003 gw sendiri berangkat kuliah di Aust dan lalu kerja disana. Thn 2007 gw pulang for good. Saat itu bokap sudah ga ada bisnis di Aust, jd PR nya personal. Kalo PR pribadi ada kewajiban stay di Aust minimal 2 thn dari 5 thn. Jadi 2012 kemarin PR gw sudah hangus. Karena toh gw memang milih mau tinggal di Indo hehehe.
      Wah waktu Mei bener2 menakutkan ya di Jakarta? Tapi rumah lu kena ga?
      Gw juga prihatin liat kondisi sekarang, banyak banget komen kebencian di situs2 berita terhadap kaum (yang katanya) kafir.

      • Untungnya rumah gue gak kena Teph tapi bener2 menakutkan. Ingatan gue masih jelas tuh sama itu hari, sampe sama model guntingan rambut gue dan baju yang gue pake hahaha. Ngeri, kami sekeluarga dengerin radio dan tonton teve nungguin massa tuh arahnya ke mana dan dapat telepon, kalau rumahnya temen sekelas gue beberapa (nggak jauh dari komplek kami) udah kena. Yg 1 dibakar, yg 1 dijarah. Yang dijarah ini lagi di rumah sama papanya, dan dia liat sendiri org2 masuk ngerusak… sampe telur di kulkasnya dilempar, dipecah2in gt. Kami ud siap lari, kan ud deket banget sama komplek rumah untungnya reda. Seharian ngumpet di kamar mandi ensuite ortu kita…

  2. Ya ga dibawa kemana2 teph. Tetep aja kyk gini, dari dulu jg sama kan, yg berduit yang menang. Yang mayoritas yg menang. Yang minoritas di bully. Sama aja. Gak akan bisa maju. Jadi, menyesal ga ninggalin PR aussie? Hehe

    • Gw khawatir klo negara ini kedepan jadi negara agama tertentu. Karena melihat tendensinya beberapa golongan yang ingin menjalankan hukum agamanya di negara ini.

      Menyesal ga ya? hahahah gw terlanjur cinta Indo dan pengen tinggal disini, makanya pilih lepas PR ausie.. tapi mungkin gw harus kasitau anak gw, jangan cinta2 banget tinggal disini 😛 Kalo diluar bisa hidup lebih damai, lebih dihargai, lebih dijamin hak-haknya, why not?

  3. Aku juga berpikiran sama, Negara ini makin sini makin ga jelas, padahal Indonesia negara pancasila bukan negara Islam. Pdhl Islam ataupun agama lain pasti ga pernah ngajarin tentang anarkis dan perpecahan apalagi SARA. Sedih liatnya..

    • iya gw juga berpikir seperti itu. Gw khawatir negara ini mau dibawa jadi negara Islam, karena seperti nya sebagian dari mereka ingin menerapkan hukum agamanya di negara ini. Kalau itu terjadi tentu akan banyak gerakan separatis terutama dari pulau-pulau lain yang mayoritas penduduknya beragama Hindu Buddha Kristen Katolik. Akhirnya ini menjadi ancaman kesatuan NKRI… Semoga semua pihak saat ini dibesarkan hatinya dan tidak mudah terpancing emosi, lebih banyak memaafkan dan tidak menebar kebencian.

  4. Miris liatnya Ci, seiring berkembangnya jaman bukannya mengalami kemajuan tetapi malah mengalami kemunduran. 😦
    Btw, nyesel ga Ci ngebuang PR OZ? (*serius nanya) 😀

    • hehehe. Iya ingin Indo jadi negara maju macem Singapore, tapi klo liat orang-orang ini yang diurusin agama mulu, rasanya aga-aga pesimis bisa jadi negara maju.

      PR Oz mengharuskan gw tinggal minimal 2 tahun dalam 5 tahun di Australia. Boleh liburan 3 bulan disana trus balik Indo lagi, pokoknya total stay masuk Ausie adalah 2 tahun selama 5 tahun (tiap 5 tahun kami harus perpanjang visa), ada temen gw yang nomaden gini demi mempertahankan PR Ausie. Tapi gw gak bisa kaya gitu, suami punya kerjaan, anak-anak gw ga bisa diajak pindah-pindah mulu 😀 Jadi gw pilih tinggal di sini dan membiarkan PR nya hangus. Menyesal buat gw sih nggak, gw terlanjur suka tinggal di Indo, tapi gw pikir… mungkin anak cucu gw akan lebih baik tinggal di negara lain.

  5. namanya orang gak mungkin gak pernah salah. tapi apa pantes hukumannya 2 tahun penjara? gak pantes sama sekali… masa gara2 salah ngomong sedikit langsung di penjara? padahal orangnya udah minta maaf juga. gimana sama orang2 lain yang juga suka ngejelek2in agama lain? harus dipenjara semua dong kalo gitu….

    indonesia udah hopeless… banyak cingcong aja semua. negara hukum lah, bhinneka tunggal ika lah, pancasila lah, semuanya cuma sekedar semboyan. pelaksanaannya? hukum rimba! yang kuat (yang banyak) yang menang. dari dulu sampe sekarang gak berubah.

    • iya ini serba salah Man. Kalo hakimnya putusin bebas, itu massa pasti ga terima dan entah akan ngelakuin apa. Kalo putusannya penjara, itu gak adil buat Ahok, apalagi mengingat jasanya besar untuk Jakarta.
      Makanya buat kita kaum minoritas ngliat ginian, gw jadi merasa; mau sebaik apapun, sebesar apapun cintanya untuk negara, sulit untuk lu masuk ke dunia politik dan mau mengubah Indonesia. Karena banyak yg benci kamu dan melihat ras agamamu. Gw yakin klo Ahok ini matanya belo kulitnya gelap trus agamanya Muslim, kemungkinan besar doi akan menang pilkada kmren

  6. Gue termasuk yang mungkin beda pendapat kali ya sama tulisan yang lagi viral itu. Menurut gue, itu pikiran yang sedang dibangun oleh kelompok2 penguasa di Indonesia yang nggak tahan kalau nggak korup, nggak tahan kalau nggak bisa menguasai kekayaan negara. We tend to blame each other. Lu mungkin sudah lihat status gue yang gue jg baru share di blog. Semoga kita nggak pernah bilang negara kita itu hopeless. Seandainya ada yang pergi pun, keluarga besar kita biar gimana masih di Indonesia. So don’t give up!

    • iya gw dah baca 😀 Memang wajar pandangan orang beda-beda. Gini Le, gw pengen kan anak gw jadi orang baik, jujur, cinta negara. Tapi lihat apa yang terjadi sama Ahok – si orang baik jujur cinta negara. Gw sebagai orang tua ga ingin nasib anak gw kaya si ahok ato veronica tan. Sebagai kaum minoritas, gw merasa mau sebaik apapun, sebesar apapun cintamu untuk negara, sulit untuk lu masuk dunia politik dan mau mengubah Indonesia. Mereka lebih melihat ras agamamu daripada pekerjaanmu. Mereka (sebagian) tidak mau dipimpin pemimpin beda agama, sebaik apapun kamu. Ini baru soal gubernur, lama-lama mereka mungkin juga mengkafirkan bos/atasan beda agama.
      Oh dan disini banyak yg merasa perlu ngurusin hidup agamanya orang lain. Contoh ni, si menantu presiden kapan ari pulang Umroh kan pake hijab, begitu bsok2nya dia gapake lagi, wahh yg komen banyakk bgt bilang cantikan pake hijab dan bahkan nakut2in blabla. Maksud gw, urusan agama itu kan urusan hati ya, kenapa mereka ngurusin hidup agamanya orang lain. Gw takutnya lho klo lama-lama negara ini jadi negara agama tertentu hehehhe. Karena beberapa orang kliatannya pengen seperti itu, pengen hukum agama itu diterapkan di Indo. Natal kmren aja, ngucapin selamat Natal aja diharamkan. Orang mau rayain Natal aja sekarang jadi gak enak kan?
      Gw sih ga berpikir untuk pindah le, sudah terlambat, sudah kadung betah disini dan misua kerjaan juga disini. Tapi klo anak gw nantinya milih tinggal di luar, gw ga akan nyuruh2 dia balik nerusin kerjaan papanya heheheh. May be they can live freely at the other side of the world 😀 Until then, ya berdoa saja deh buat Indonesia dan do what we can 🙂

  7. Setuju teph sama tulisan lu, kmrnan nyokap gw bilang.. udahlah kita kerja keras aja, kalau mau jadi pengusaha.. gak usah pake masuk ke dunia politik. Gak bakalan dianggep. Gw jg sama teph, kalo bisa clay sama adeknya sekolah yg tinggi trus bisa pindah ke negara laen, gpp deh gw misah, toh masih bisa saling berkunjung. *Pikirannya kejauhan*

    • hahaha iya gw juga mikir begitu. meski berjauhan, tapi kuliah atau kerja di luar negeri itu (kalo bisa, amin) bagus untuk sang anak. Bisa buka wawasan, lebih mandiri, dan buka kesempatan dia juga melihat dunia yg lebih luas.
      Iya gw juga merasa di Indonesia saat ini sulit untuk minoritas masuk politik.

  8. hai teph! uda lama ga mampir ni 🙂

    iyah bener, setuju banget ama tulisannya. sebenernya jadi hakim di kasus ini pasti dilema banget, mau ngehukum salah, apalagi kalo ga ngehukum. semoga saja dengan ditangkepnya ahok ini bisa ngebuka kasus yang lain2 dan ngebuka pikiran orang2 Indonesia. semoga saja ada hikmah yang besar dibalik kasus ini. semoga rakyat Indonesia jadi lebih baik lagi dan sanggup menerima perbedaan yang ada di antara kita 🙂

    P.S. rollz baru pindah rumah ya, sekarang ke http://rol2.com/ *maap promosi dikit :p*

    • hi hi barusan berkunjung kesana lin.

      iya kasus ini ngebuka mata kita bahwa banyak orang yg masih tidak bisa menerima perbedaan. tapi gw harap smoga kedepannya lbih banyak orang yg berpikiran terbuka dan punya hati besar untuk saling maaf-memaafkan.

  9. Gue setuju banget sama lo. Gue dari sejak mulai kampanye pilkada udah skeptical. Udah yakin Ahok bakalan kalah, double minority, kena kasus, manalah bisa menang. Kita bicara realitas aja. Faktanya setiap Jumat hampir setiap masjid ceramahnya seputar nggak boleh milih pemimpin kafir. Ini pengakuan temen-temen gue yang Muslim dan gerah dengan ceramah seperti itu. Karyawannya Diaz juga cerita hal yang sama. Jadi manalah mungkin Ahok akan menang dengan keadaan seperti itu?

    Laki gue masih punya keyakinan kalo double minority kayak kita masih punya ‘tempat’ di Indonesia. Gue udah hilang keyakinan. I’m just being real. Makanya sekarang harus nabung segiat-giatnya, kirim Madeline ke luar negeri dan udah suruh stay di sana aja.

    • hiyahh banyak yg berpikiran sama ya. soalnya kasus ahok kemarin bener2 bikin kita melek, baca komen di berita2, bahwa banyak orang yg benci dia, karena hal2 selain kinerjanya. untuk jadi seorang pemimpin di jkt, hrslah seorang yg beragama tertentu. Ini membuat banyak org termasuk gw kecewa, nyatanya Indo yang sudah berpuluh2 tahun merdeka, tetap tidak bisa memberikan porsi setara di politik untuk kaum minoritas. Isu agama dan ras terus diangkat.
      Semoga ya jaman anak2 kita nanti Indonesia sudah lebih baik.

Tinggalkan komentar