Review: Perahu Kertas

I knoe I knoe udah telat banged membicarakan novel ini sementara terbitnya uda sekian bulan yang lalu. Tapi karena kesibukanku jadi baru aja ni buku kepegang. Satu kata tentang novel ini: fantastis!

Perahu kertas

Perahu kertas

Novel Dee selalu indah. Sama seperti ketika aku jatuh cinta dengan novel pertamanya: Supernova: Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh, kali inipun aku jatuh cinta. Beda dengan novel sebelumnya yang berat yaitu trilogi Supernova, Perahu Kertas ini tergolong ringan tapi lebih berat daripada chicklit biasa.

Menceritakan dua manusia Kugy dan Keenan yang masing-masing punya mimpi. Kugy menjalani hidupnya dengan meyakini bahwa ia akan menjadi seorang penulis dongeng, suatu hari nanti. Keenan sangat suka melukis, tapi desakan ayahnya membuatnya bersikap realistis: melukis tidak bisa jadi uang. Keduanya bertemu dan menjalin persahabatan, yang lambat laun menjadi benih cinta tanpa disadari keduanya. Akankah mereka berdua bersatu, seperti dongeng dan lukisan mereka menyatu?

Temanya dapet banged: mimpi atau reality? Kadang kita semua punya mimpi sejak muda, entah ingin jadi pelukis, petenis profesional, pesepakbola, komikus, namun saat dewasa kita berakhir di kubikel sebuah perusahaan asing atau menjadi seorang pebisnis. Beruntung yang sejak kecil bermimpi jadi pedagang dan berakhir jadi pedagang. Tapi nyatanya di dunia ini banyak orang yang hidupnya jauh dari jalur mimpi mereka. Alasan klasik: mimpi itu tidak bisa menjadi uang. Untuk dapat uang banyak, ya jadi pedagang / kerja kantoran!

Kutipan yang aku suka dari novel ini:

“Kadang kita harus jadi seseorang yang bukan kita, demi menjadi diri kita sendiri nantinya.” Maksudnya kadang kita harus melewati hal-hal realistis dulu, sebelum akhirnya kita (bisa) menjalani mimpi kita. Kadang kita harus menempuh jalan yang berputar.

This novel inspires me to keep dreaming and live the dream :D.

Kontrasepsi: a Novel by Erni Martini

KontrasepsiSi Lajang iri dengan temannya yang baru saja dilamar pacar dan mau menikah. Yang-Mau-Menikah ragu-ragu dan sebenernya ga kepingin menikah karena.. takut punya anak! Yang-Punya-Anak walo sangat enjoy dengan suami dan dua anaknya, diem-diem menyimpan iri juga sama temen lajangnya yang bebas kemana-mana dan ga teriket di rumah ngurus anak 24/7.

Familiar bukan? Begitulah inti cerita novel ini. Dan mereka semua berujung dengan mencari kontrasepsi yang tepat. Satu hal menggelitik yang dihidangkan di novel ini:

Saat suami istri sepakat untuk menunda punya anak lagi (sudah punya satu ato dua), si istri kelabakan cari kontrasepsi yang cocok. Nah saat ‘berhubungan’, dua pihak sama-sama suka. Saat punya anak, dua pihak sama-sama bertanggungjawab. Saat pake kontrasepsi, pria tidak terlalu ambil pusing sedangkan wanita ketar-ketir takut klo kebobolan lah, jadi gemuk lah, ga cocok dan pendarahan lah.. Yah banyak resiko yang ditanggung wanita.

Overall, buku ini ringan dan menarik. Para ibu rumah tangga (dan bukan) bisa geli-geli sendiri membaca kebenaran kasus-kasus pernikahan. Plus, memberi info jenis-jenis kontrasepsi dari yang paling meragukan sampe yang paling manteb. Cocok dibaca bwat orang yang sedang pilih-pilih kontrasepsi 😛