Ketika Prahara Jadi Rezeki Nomplok

Tiga hari yang lalu aku nonton infotainment di TV, biasa.. apalagi yang muncul kalau bukan Manohara. Berita barunya, sekarang ada “Trend Tas Manohara“. Lumayan geli pas dengernya sih. Syuting menampilkan penjual-penjual tas di salah satu pusat perbelanjaan (sepintas sih mirip Mangdu). Penjual Tas bilang: “Iyah, 2 bulan terakhir ini omzet naik pesat. Biasa 1 hari sejuta, sekarang omzetnya sehari bisa 2 juta atau lebih. Sejak 2 bulan yang lalu sejak kasus Manohara sering nongol di tipi-tipi, orang pada nyari tas Manohara”

Tas Manohara kaya apa sih?

Penjual Tas: “Ya pokoknya yang modelnya besar, kulit, kaya gini nih.” (menunjukkan beberapa contoh tas – Yang menurutku, sama sekali tidak mirip tas Hermes deh )

Lalu datanglah seorang remaja putri ke konter tas-tas tersebut, dan ditanya oleh reporter: “Cari apa Mbak?”

Putri: “Oh cari tas yang itu tuh.. model Manohara. Sekarang temen-temen kampus pada punya.” (Kemudian reporter menunjukkan salah satu tas mirip tas Manohara, yang menurutku sama skali gak mirippp ahhh, cman sama gedenya, klasiknya, dan warnanya)

Lalu tayangan infotainment berkata: “mungkinkah Manohara berminat kalau digandeng supplier tas untuk membuat lini tas brand Manohara?” Asli ngiri abis deh dengernya. Bukan kenapa-kenapa, sebenarnya hati ini juga pengen loh punya label tas sendiri, tapi masih belom menemukan jalan kesono. Eh ni kok ada orang yang gampang banged bisa bikin lini tas cman modal nama tenarnya doank. Hoaaaa….  hus hus jangan ngiri ahh

Manohara with Red Hermes Bag

Manohara with Red Hermes Bag

Oyah selain itu, kayanya Mano uda pasti bakal ke jalur sinetron, kmaren sempet liat hasil castingannya.. Kayanya perannya sudah pasti ga jauh-jauh dari orang yang menangis dan teraniaya, paling-paling seperti reality show kasusnya dia.

Tadi pagi baca JawaPos, ada 2 berita yang cukup menyentil hati..

1. Manohara & ibunya hadir dalam kampanye JK dan menyatakan dukungannya buat JK-Wiranto. (Lah ini Mano merambah kemana-mana rupanya, sampai ke pilpres buset dah)

2. Lutfiana Ulfa, istri kedua Syekh Puji yang berumur 12 tahun, digandeng untuk maen film layar lebar berjudul Cinta Anak Zaman (yang sudah pasti ceritanya seperti cerita nyatanya, wong Syekh Puji aja ikut nongol di pilemnya)

Dua orang yang sama-sama diberitakan dengan aib (yang satu disiksa Pangeran, yang satunya lagi dinikahi orang seumur bapaknya). Dua-duanya punya prahara dalam hidupnya. Tapi ternyata mereka dianggap punya ‘nilai jual tinggi’, masyarakat antusias mengikuti beritanya. Siapa yang bertanggungjawab kalau prahara mereka berubah jadi rezeki nomplok? Sekarang mereka jadi selebritis, mau jadi artis bisa, mau dagang ya bisa banged, namanya uda terkenal gitu loh. Hal ini juga membuktikan mental masyarakat kita, kalau ada yang ketimpa musibah aja, semuanya rame-rame kasi perhatian + menggosipkan. Kalau ada yang bagus, misalnya prestasi anak bangsa di kompetisi luar negeri, namanya belom tentu setenar Manohara atau Lutfiana Ulfa. Paribahasanya: Nila jadi sebelanga, susu jadi setitik aja (arti: Yang jelek udah pasti nyebar kemana-mana, yang bagus ya gak dibahas orang – Stefanie, 2009).

Kasus Manohara

Siapa ya di Indonesia yang gak tau Manohara?

Oke, kasusnya pertama mencuat kira-kira 2 bulan yang lalu dan langsung membuat heboh tanah air. Masuk berbagai infotainment, berita, dan koran-koran nasional negri kita. Selama 2 bulan ini namanya dan foto-fotonya dan terutama MAMAnya sering sekali masuk infotainment. Ketika akhirnya berita sedikit reda (karena tidak ada perkembangan apa-apa), sekali lagi masyarakat Indonesia dibuat kaget dengan pelarian dramatis dari Putri Kelantan ini. Kronologis bagaimana dia lari dari Singapura, bagaimana perlakuan suaminya, aku sudah hapal di luar kepala. Bayangkan coba, sejak kemarin, paling tidak 2 jam sekali dia muncul di televisi. Hari ini di Trans TV saja, Mano jadi bintang tamu di INSERT siang jam 11, berita siang jam 12 pun memberitakan Mano, lalu setelah itu jadi bintang tamu di D’Show. Gak tahu deh stasiun yang lain, aku rasa semuanya sama berlomba-lomba menampilkan dia. Cukuplah abis itu aku matikan TV nya. Bosen banged bok, masak tayangannya sama dimana-mana. Bahkan tayangan pernikahan Titi Kamal dan Christian Sugiono pun ‘tersingkir’ dengan sukses oleh pemberitaan Mano. Capres pun dimintai pendapat soal kasus Manohara. Hmh lucu sih, tadi aku dengar pendapat Capres Prabowo soal Mano, katanya pemerintah kurang perhatian sama WNI yang di luar dan blah blah blah (whatever he says, musim pemilu gini emang musimnya ngritik lawan politik. Coba dia yang jadi pemerintah, pasti jawabannya lain: oh kita sudah berusaha maksimal blah blah blah. Politics 🙂 ). Dan paling gawat lagi, barusan aku lihat dia jadi bintang tamu di Bukan Empat Mata. DOH! Saatnya daku setel TV Kabel nih, takut ntar malem mimpipun ketemu Mano.

Yang paling menarik sih tayangan INSERT jam 11 siang. Echa dan Indra jadi host dan menerima SMS-SMS dari pemirsa untuk ditanyakan langsung ke Mano. Pertanyaan yang diajukan Indra dan Echa yang simpel dan lebih ke arah keseharian Mano, hobinya apa, belanja dimana, dll. Ada yang lucu, salah satu SMS itu bunyinya:

“Mbak Mano, mau komen aja. Tasnya mbak bagus-bagusss!” *gubragggg

SMS lain: “Kalo bole tau, Mano punya tas Hermes berapa?” *gubraggggg lagi. Kok tau aja yah kalo tas nya merk Hermes.. Bener-bener jeli deh pemirsa.

Mano: (ngitung-ngitung gak abis-abis akhirnya…)  “Kayanya enam deh.”

SMS trakhir: “Is that Christian Louboutin?”

Mano: (nglirik ke sepatunya) “Hahaha yess..”

Sampe presenter Indra geleng-geleng pala liat SMS-SMS dari pemirsa INSERT yang pada melek fashion ini..

Aku simpati dan senang waktu Mano diberitakan kembali ke Indonesia. Tapi melihat segenap tayangan TV yang menjadikan Mano bintang tamu dimana-mana (smoga besok dia gak masuk Missing Lyrics aje!) telah merusak kesenanganku menonton TV. Gimana gak, klo semuanya tayangan orang yang sama, cerita yang sama, beuhhh BOSANN!

Pesan saya buat Mano, sekali-kali break dong dari TV.. sopink kek, visum kek (btw ini yang paling penting yang belom dilakuin), biar pemirsa ada tayangan laen gitu loh. Dan all the best for your future 🙂