Tas Manohara kaya apa sih?
Penjual Tas: “Ya pokoknya yang modelnya besar, kulit, kaya gini nih.” (menunjukkan beberapa contoh tas – Yang menurutku, sama sekali tidak mirip tas Hermes deh )
Lalu datanglah seorang remaja putri ke konter tas-tas tersebut, dan ditanya oleh reporter: “Cari apa Mbak?”
Putri: “Oh cari tas yang itu tuh.. model Manohara. Sekarang temen-temen kampus pada punya.” (Kemudian reporter menunjukkan salah satu tas mirip tas Manohara, yang menurutku sama skali gak mirippp ahhh, cman sama gedenya, klasiknya, dan warnanya)
Lalu tayangan infotainment berkata: “mungkinkah Manohara berminat kalau digandeng supplier tas untuk membuat lini tas brand Manohara?” Asli ngiri abis deh dengernya. Bukan kenapa-kenapa, sebenarnya hati ini juga pengen loh punya label tas sendiri, tapi masih belom menemukan jalan kesono. Eh ni kok ada orang yang gampang banged bisa bikin lini tas cman modal nama tenarnya doank. Hoaaaa…. hus hus jangan ngiri ahh
Oyah selain itu, kayanya Mano uda pasti bakal ke jalur sinetron, kmaren sempet liat hasil castingannya.. Kayanya perannya sudah pasti ga jauh-jauh dari orang yang menangis dan teraniaya, paling-paling seperti reality show kasusnya dia.
Tadi pagi baca JawaPos, ada 2 berita yang cukup menyentil hati..
1. Manohara & ibunya hadir dalam kampanye JK dan menyatakan dukungannya buat JK-Wiranto. (Lah ini Mano merambah kemana-mana rupanya, sampai ke pilpres buset dah)
2. Lutfiana Ulfa, istri kedua Syekh Puji yang berumur 12 tahun, digandeng untuk maen film layar lebar berjudul Cinta Anak Zaman (yang sudah pasti ceritanya seperti cerita nyatanya, wong Syekh Puji aja ikut nongol di pilemnya)
Dua orang yang sama-sama diberitakan dengan aib (yang satu disiksa Pangeran, yang satunya lagi dinikahi orang seumur bapaknya). Dua-duanya punya prahara dalam hidupnya. Tapi ternyata mereka dianggap punya ‘nilai jual tinggi’, masyarakat antusias mengikuti beritanya. Siapa yang bertanggungjawab kalau prahara mereka berubah jadi rezeki nomplok? Sekarang mereka jadi selebritis, mau jadi artis bisa, mau dagang ya bisa banged, namanya uda terkenal gitu loh. Hal ini juga membuktikan mental masyarakat kita, kalau ada yang ketimpa musibah aja, semuanya rame-rame kasi perhatian + menggosipkan. Kalau ada yang bagus, misalnya prestasi anak bangsa di kompetisi luar negeri, namanya belom tentu setenar Manohara atau Lutfiana Ulfa. Paribahasanya: Nila jadi sebelanga, susu jadi setitik aja (arti: Yang jelek udah pasti nyebar kemana-mana, yang bagus ya gak dibahas orang – Stefanie, 2009).