Blog, Instagram, TikTok, Youtube

Kalau blog gw bisa bertanya, tentu dia bertanya: ada apa gerangan ownernya tumben-tumbenan rajin posting? wkwkwkk.. Jadi nih gw mau sedikit mengutarakan insight (warning: separo curhat) tentang social media.

Gw pertama tulis blog itu Mei 2009, waktu itu gw baru menikah dan hamil. Belom ada Instagram, belom punya Blackberry dan Whatsapp. Karena gw tuh suka berbagi pikiran, tulisan, dan mencatat journal kehidupan, gw mulai menulis Blog di WordPress. Mungkin waktu itu blog buat gw adalah bentuk ekspresi diri. Gw menulis, dibaca dan dikomen orang, kemudian gw blogwalking dan tulis komen di blog orang – buat gw ini interaksi yang menyenangkan.

Gw suka mampir ke blog orang dan ‘membaca’ kehidupannya. Sebagian menulis tentang parenting, kehidupan di luar Indonesia, kejadian remeh temeh atau liburan. Ternyata dari dulu gw punya naluri kepo yang lumayan hehehe. Gw suka tau apa yang dialami orang lain. Plus point kalo cara menulisnya menarik dan lucu. Harap diingat waktu itu baru ada social media Facebook saja. Tapi Facebook isinya adalah teman-teman gw di dunia nyata, sedangkan di blog gw menulis secara anonim. Seaneh-anehnya pikiran dan tulisan gw, toh yang baca ga kenal semua – begitu pikir gw hahaha.

Sampai akhirnya beberapa tahun di dunia per blog an, waktu itu gw menang giveaway seorang blogger dan dia tau nama gw lalu add di facebook. Sejak itu gw gak anonim lagi. Trus beberapa temen gw di dunia nyata juga tau kalo gw nulis disini. Kebanyakan dari mereka nyasar ke blog gw karena googling soal anak alergi dan asma. Sejak sadar bahwa tulisan gw dibaca orang-orang yang mungkin gw kenal, gw jadi lebih hati-hati kalo nulis. Dipikir dulu apakah tulisan gw terlalu personal, apakah menyangkut orang yang gw kenal, apakah termasuk nyinyirin orang wkwkwkk.

Di saat yang sama gw mulai aktif berbagi foto di Instagram. Foto-foto awal Instagram gw adalah foto dengan filter standart nya Instagram yang model jadoel-jadoel gitu. Follower cuma family aja yang kurang dari sepuluh orang. Jadi gw makin merasa bebas posting walau fotonya gak penting 😛 Pokoknya asal kepengen dan asal fotonya artistik ya gw pajang aja. Lama-lama fitur Instagram makin canggih, apps ngedit foto makin banyak, follower ikut makin banyak – jadi gw sungkan kalo pajang foto ga penting macem foto jepit rambut gw (dulu foto nya se-gapenting itu) hahaha.

Tapi gw belom menemukan kepuasan di Instagram, karena gw ga bisa share sesuatu yang sehari-hari dan remeh temeh. Jadi gw posting foto di Instagram dengan caption singkat, tapi kalo pengen ngoceh panjang lebar ya tetep nulis di blog ini. Sampaiiii.. Instagram menghadirkan Instagram Story (IGS). Mirip fitur Snapchat tapi lebih nyaman karena integrated dengan Instagram. Gw suka dengan fitur IGS ini karena gw kembali bisa share sesuatu yang gak penting, toh hilang dalam 24 jam.

Tidak lama kemudian Instagram menjadi lebih dari sekedar social media, tapi jadi tempat orang-orang established dirinya sebagai selebram aka influencer. Mulai banyak job bertebaran di instagram, sebagai penjual lapak online shop maupun sebagai selebgram yang endorse product. Ini menjadi ladang bisnis baru bagi banyak orang.

Seiring penggunanya yang bertambah banyak, Instagram (yang kemudian diakuisisi oleh Facebook) mulai meluncurkan Facebook ads, yaitu iklan sponsor yang muncul di Instagram feed kita. Algoritmanya pun berubah, yang tadinya menampilkan semua following kita urut secara timestamp, diubah menjadi based on mana yang menurut Instagram paling dekat hubungannya dengan kita. Dan algoritma ini seringkali berubah, membuat pusing para pengguna Instagram for business.

Di tengah hingar bingar Instagram (yang sebagian besar penuh konten jualan), muncullah apps lain yang lebih santai, lucu, dan (katanya) alay, yaitu TikTok. Sempat digadang-gadang sebagai future social media, dan membuat business owner ramai-ramai membuat akun TikTok dan membuat video-video kreatif tentang produknya. Gw punya akun TikTok juga, tapi gw jarang buka apps ini. Meski kadang kalo buka juga susah berenti, seru banget liat video-videonya. Banyak banget anak muda yang kreatif 😀

Kemudian ada pula Youtube. Sebenarnya Youtube ini sudah ada sejak 2005, tapi baru belakangan ini makin dilirik oleh content creator. Awalnya gw hanya menggunakan Youtube untuk menonton music video, tapi sekarang gw banyak subscribe ke vlog-vlog personal (kapan-kapan gw share ya apa aja). Dari Youtube gw belajar banyak hal, baik tentang dunia ilustrasi, tentang bersih-bersih rumah, makanan, tanaman, dan talkshow dengan narasumber yang menarik. Youtube pula yang membuat gw merasa tidak lagi membutuhkan TV. Gw bisa pilih tontonan apapun di Youtube.

Nah dari semuanya itu, gw merasa paling sering menghabiskan waktu untuk nonton Youtube dan Instagram Story. Menurut gw menghibur dan padat informasi (selain tetep baca berita di Detik ya). Gw tetap berusaha keep menulis disini karena ini journal pribadi gw. Gw sering lupa sesuatu dan cari infonya di blog sendiri, jadi harus rajin nulis biar besok-besok bisa dibaca lagi dan jadi kenangan untuk anak cucu 😛 *wow kepanjangan mikirnya.

Kalau kamu? Paling enjoy di media apa dan kenapa?